BUDAYARENCANA

Perempuanku

Di kamar usangku ada rahsia yang sedang berbisik .
pesanmu, jangan usik jika bukan engkau tuannya.

Dari cermin lusuh yang pecah
kautanyakan tentang wajah siapa yang sedang memerhatikan kita?
aku jawab;
wajah luka yang tak pernah sembuh.

Suaramu bergetar di ubun-ubunku
“sayangku, di sorga nanti
tak ada lagi luka-luka yang mengalir .setiap hari
kita akan meneguk salsabila yang harum seperti doa kecilmu.
jangan gusar anakku, luka mengajarmu tumbuh dewasa”

Perempuanku,
walaupun rambut kita tak lagi hitam satu hari nanti
atau mungkin tak sempat kucium bukit pipimu yang jatuh
bibir manismu yang tersenyum mendengar kecindanku,
kening pudarmu yang tak pernah meragut mahalnya usiamu
tetap butir-butir doamu juga yang paling sakral.

Di kamar ini ,
rahsia kita abadi
seperti doamu, ibu .

 

Hafirah HT


Pengarang :