BUDAYARENCANA

Ibu sekuntum luka (i)

aku terjaga dengan sajak di dada
timbunan bunga melitupi kepala
lopak darah bergenang di kaki

mak, aku teringatkan kau
pagi begini bau cekodok masin
dan teh kosong semerbak di tanah ingatan

bunga ini wanginya tajam terlalu
hanyir darah menusuk hidung
di antara keduanya, kenangan menikam

walau zat pengalaman bertambah
ingatanku belum cukup digaramkan cekodok masinmu

semakin sukar membaca kenyataan
semakin lapar menuliskan dirihal
tapi sajak ini tak mengenyangkan rindu

ambillah bunga dan darah ini
aku cuma nak ke dapur

 

Abdullah Hussaini


Pengarang :