BUDAYARENCANA

Serak hidup

Hidup sekarang bagai tekak yang tersangkut kerak
suara serak cuba mengucapkan hidup
tersekat setiap kali berkata-kata
terutama tentang cinta
kami jadi berhati-hati

pelik rasa ini ada lagi setelah tahun berlalu
untuk mengucapkan rindu pun masih serak
perasaan berani jauh sekali
padahal mata kami selalu menggauli kecantikan

sepatutnya sebelum obang kami pulang
terus kami berbual sehingga seri jingga
mengeluarkan kepalanya di celah gunung
sebelum lampu kereta memisahkan kami

sewaktu membelah dingin subuh
kereta ini telah penuh
walau penumpangnya kosong
serak kami seakan pulih
dengan jelas perkataan hidup terucapkan.

Maliqi Musa


Pengarang :