BUDAYARENCANA

Rabi’a antara kami

Oleh Qurratul ‘Ain

 

Kuselisih anutanmu dengan kematangan perempuan yang baharu, saat malam yang urban dan dangkal ini:

(i)
Takkan kunyalakan Kebun Pertama dengan sejambang lilin dan tubuh obor yang berbudi — ia tabah menelinga pengakuan dari gelap ke gelap. Dari perut Kebun itu juga, biji-biji nangka luruh ke dalam menung lapar kami. Kukira ia kiriman Dang Anum; sebuah ukuran peduli ibu.

(ii)
Air kaupendam dalam bekas terakhirmu; tahanlah jilatan dinginnya. Biar kuratakan di gelang kaki dan lurah pagi. Bukankah api yang pikun akan tunduk pada cintamu? Bara Dante menyorot luka neraka, biarkan saja di sisi Malik, kekasih.

(iii)
Di sela nafsu lelaki yang berfirman, kau antara curiga mereka yang berbalahan.

(iv)
Belas-cintamu dalam murung syair, itu tempat kau mengaduh sehayat; ia terpenuhi cemburu kami merisik agamamu.


Pengarang :