BUDAYARENCANA

Sebuah persembahan

persembahan telah lama berlangsung. para penonton masih terdiam di kerusi masing-masing. pelakon utama yang memainkan peran sang penyair pada babak-babak kemuncak menuju akhir mengeluarkan berkas kertas berdiri kaku di tengah pentas lantas membacakan sajak yang panjangnya berkajang-kajang

masa berlalu pantas. tiada suara kedengaran tiada seloka didendangkan. mulutnya terkumat-kamit seakan mengucapkan sesuatu tapi belum ada apa-apa yang berlaku

setiap persembahan pasti tamat. para penonton penuh debaran menantikan sebarang kejutan. sang penyair melipat tajam helaian kertas terakhir di tangannya menjadi sebilah pisau lalu duduk menikam dadanya. terpancut keluar adalah dakwat

para penonton bertepuk kagum menyaksikan. tapi setiap cerita ada kejutan: sutradara yang tertidur di kerusi bangun seperti raja dari takhta yang sedang binasa, mengesat airmata. dengan selaras kamera, dia menembak setiap penonton yang tersenyum ke arahnya

panggung diledakkan mereka semua kembali menjadi debu.

 

Karim Mohd

 


Pengarang :