tatkala dalam minggu ujian dunia
mereka berkhalwat di atas bangku
menolak aksara ke dalam kepala
berharap ia membatu di sana
aku menyelak kitab seperti mereka – menatap kayu pulpa – aku selak lagi – dan aku tatap lagi – sambil-sambil memberanakkan mimpi
mataku hijrah merata
di setiap penjuru beluncasi orang tua
berlumba-lumba memohon restu
ibarat mengeji aku piatu
melihat itu – pujangga diriku pun ligat menjalar: mengusapku + mendakapku + mengucupku (segalanya intim) = memberi sebuah kehangatan yang kau tak mengerti selama ini
Afrina Aziz