sudah tiba masa, sekawan lidah bercabang dua yang montok
menjalar mabuk
hati-hati, ia licik dengan jelir busuk
menjilat memagut dengan bisa liur yang merasuk
setelah lama menghadam rusa di belantara
ini waktunya kembali membelit rostrum dan pembesar suara
buih basi mulut dikatanya emas suasa
ludah-ludahnya adalah rahmat menghentikan bencana
yang pandir, langsung ditumbuhi ekor dan sisik
melingkar merayap memuja sangat agresif tanpa tahu nasib
sesudah disarungkan mahkota diganyang lagi beratus ekor rusa jantan betina
sendiri-sendiri mengunyah dalam rimba menunggu musim seterusnya tiba
bila ditinggalkan lapar, si bebal jadi-jadian kembali jadi orang
mengajak pula berpanca bertelagah;
siapa merampas kalungan permata? mengapa petaka lebih buas dari sediakala?
— sepanjang musim ia, kenyang ketawa
J.R Jel