SASTERA

Bulbul, Mawar dan Bulan

Bulbul:
Kekasih, kau tahu laraku dalam
dengan apa kukatakan aku seorang Parsi?
tidak pada bait Mathnawi dan Diwan, hapus luat semuanya
itu, kalungan emasmu ditempa pelabuhan Ulsan
sari merahmu tenunan Goa
aku sendiri sudah terlalu lama menagih hidup di China
menyaksi sepuluh hari nan panjang di Yangzhou
pelepahku tercarik tragedi sebuah dinasti!
terasing dari daerah sendiri
tak betah meski berbalut perak dan mastuli
ya sudahlah, lurah tidak terturuni, bukit tidak terdaki.

Mawar:
Malam itu kau dendangkan aku;
antara Huntington dan Khatami –
manusia berkelahi tak kenal leluhurnya
pernah sebumbung satu negeri
Judah dan Muhammad berbalas buah catur di Granada
sama bersiul nakal menanti pulang Maria dari gereja
Bulbul jalanmu panjang, hamparan sutera
engkau utusan dua dunia, merentas benua dan negara raya
santak lautan memanggilmu, kerinduan… kerinduan
perantau tidak digentarkan maut dan rindu
perantau hidup mengerti asal mengenal muasal
dan itu bererti Satu, meski cabangnya beribu

Bulan:
Bersahut-sahutan, nyanyi rindu bulbul pada mawar
cinta yang tertekat di semenanjung emas
khayal haruman gaharu dan cendana
dibuai santun pekerti nusantara
dan masih aku
terdampar diam di langit Palestin
Merintih… merintih memanggil amannya Andalus!

Nurul Atira Hamdani
Klang


Pengarang :