BUDAYARENCANA

Mata wang

Seperti apa kau ingin menjadi
saat bangkumu berdarjat
memilih saku lebih lebar dari baju
syahadat yang bersanding di bibir
sejak bergulung di kantung ibu
koyak dikikir mata runcing

Kau menyangka debumu tersembunyi
mirip Maria, Lucia dan Magdalena
gunung purba yang menidurkan api
meski memulau diri seperti Sebatik
atau tiada lensa menambat
tetap namamu berbintik
terawet warna sogokan

Kawan, darah cintamu mengalir hitam
songsang garis senyumnya
dalam belanga berempah suapan
jernihkah kau menjawab
jika anak-anak bertanya,
“mata apa yang paling tajam?”

Siti Alimah


Pengarang :