BUDAYARENCANA

Layla untuk Layla

Jika aku hanya terpaku pada rupa bentuk Layla
Maka aku hanyalah penyembah berhala
Mana mungkin aku boleh melihat mawar
Tanpa adanya jendela
Dengan mengetahui keperkasaan-Mu
Aku melihat seorang raja
Dengan mengetahui keindahan-Mu
Aku melihat Layla.

Dendangkan saja lagu kita yang belum habis
Segala rintihan yang tidak lagi puitis
Bersimpuh
Kepalsuan mula meluruh
Terbujur kaku dengan jujur yang menggugurkan tubuh
Sehingga bergetar suara lunak
Yang pernah mengutarakan kata-kata manis
Tetaplah setia dari yang setia
Dihadapan-Nya
Yang tidak pernah menepis
Salam rahmat buat nada yang goyah
Di hadapannya yang kukuh.

Beruntunglah,
Orang yang mengetahui keadaan kekasihnya di Dzi Salam
Untuk aku yang masih mencari pohon sanubar
Yang bebas melingkar
Berbanding hatiku yang tersimpul
Dengan tirai kalamku sendiri.

Tinggallah aku Layla,
Jauhkan dirimu daripadaku
Dengan rahmat Tuhan
Demi Matahari yang memuncak setia
Kau terselindung dari perasaanku
Untuk kau ketahui
Bukan aku yang mencintai
Tetapi Tuhan yang melindungi!
Salam sejahtera dariku
Buat tempat yang menjarakkan
Dan batas yang memisahkan
Salam syurga buatmu wahai wasilah!

Tunggulah Layla,
Kotoran ini akan tertanggal
Di saat aku berhenti menjadi berhala
Tetap ikhtiar dan hilang kebergantungan diri
Disaat daya menjadi sifar dan masa menjadi abadi
Akan kudapat segalanya
Tanpa keinginan dan penolakan
Demi purnama yang taat
Sinaran cahaya yang lazat di permukaan laut
Aku hirup selautan dan hembuskan rembulan!

 

Izzat Zurrin


Pengarang :