BUDAYARENCANA

Perempuan sampan di bulan November

 

di tanah tumpah darahku diang,
hujan siang dan malam bertikam lidah, di tanah Banjarmasin kemarau membaham fikir,
kita bertukar kisah di buritan sampan di tumit pagi yang berdarah,
senyummu sepekat air sungai Kuin, lesu terapung,
kopimu kuhirup sehingga lupa kekasihku di gunung malaya,
hangat mengheret kedinginan pagi ke belantara jauh,
angin bersenggama menyampuk bicara kita,
kita setia mati dalam runtuhan puisi.

Baharuddin Sairi

 


Pengarang :