BUDAYARENCANA

Malam segara

 

(i)
malam mencubit mata pisau
dihiris tajam membelah matahari
mengalir dingin ke dalam mataku

(ii)
sesudah waktu menemui ajalnya
tiada lagi yang tinggal dalam dada
hanya secubit garam di atas luka

(iii)
kenapa jendela masih terbuka
tatkala pintu menutup dirinya
lelayang terdampar tanpa talinya

(iv)
segara telah kekeringan kata
hanya kenangan berbau asin
hinggap di atas paruh camar
dan menemui tanda kuburannya

(v)
setelah semuanya pergi
kematian pun sudah tiada erti
diseret nestapa ke daerah sunyi

 

A Muziru Idham


Pengarang :