BUDAYARENCANA

Lanskap kota pada suatu duha

 

Penghuni kota perlahan-lahan kembali
meriuhkan kehidupan pada suatu duha
mengisi ruang yang ditinggalkan semalam
cahaya tenteram gugur ke segenap kota
hinggap di lampu, papan tanda, skrin mega
juga mengepung gelap keinginan di dada
menjelmalah malaikat, hamba atau raja
bertopeng dan tersenyum di sebaliknya.

Di antara pejalan kaki yang bersesakan
seorang gadis memikul beban di bahu
“ini ialah peninggalan masa silam
kubawa bersama ke kekelabuan,”
katanya, kini tanpa air mata di pipi
beban jelas kelihatan di belakang
namun tak dipedulikan manusia
sibuk mengejar dan mengutip
cebis kesempatan di jalanan.

Matahari bertukar sekuntum bunga putih
mekar di atas kepala para penghuni kota
yang tertinggal roh dalam potret malam.

 

Ariff Mustaffa Hamzah
Melaka


Pengarang :