Kau melihat cakrawala
segala burung udara
yang tahu akan pohon di halaman rumahmu
dari luar, angin memecahkanmu
dengan keras,
tubuhmu yang retak berdarah
seperti kimirzi bertukar seputih bulu domba
kau hanya berasa tajam
ketika termakan pedang
yang tidak pernah terbayang
akan kulit serta uratmu, walau sekali
atas tanah yang terhampar ini
abu menjelaskan kepadamu
tentang api yang menamakannya.
Clariessa Kesulai